Jakarta,- Kisah sepasang pendaki meninggal dalam kondisi gancet di sebuah gunung di Jawa Barat membuat heboh.
Gancet merupakan kondisi kematian saat sepasang pria dan wanita tersebut meninggal saat berhubungan.
Kisah pilu ini terjadi pada tahun 2019 dan diceritakan ulang oleh saksi kejadian bernama Hilya.
Hilya menceritakan kisah tersebut di Youtube Denny Sumargo yang tayang pada 16 Oktober 2025.
Saat perjalanan menuju pos 4, rombongan Hilya bertemu pendaki wanita dan laki-laki.
Pendaki wanita itu tampak lelah dan sedang istirahat.
"Tetehnya kayak capek, aku tanya sama cowoknya 'bang kenapa?' 'kecapean aja'.
Nggak lama ceweknya nangis, 'aku mau turun mau turun'.
Cuma karena cowoknya kayak maksain, bisa kok pelan-pelan," ucap Hilya.
Dari keterangan Hilya, pasangan yang belum menikah itu baru berumur belasan saat kejadian. "Kalau kemarin perempuannya 2001, cowoknya 2000," ucap Hilya.
Kemudian Hilya melanjutkan perjalanan hingga ke pos 4 meninggalkan sepasang kekasih itu.
Tak berapa lama, pasangan tersebut sampai di pos 4.
Pendaki wanita itu kembali menangis dan minta turun. Namun si cowok keras kepala melanjutkan perjalanna ke puncak, padahal si pendaki wanita baru pertama kali naik gunung.
"Ya udah kak biarin aja, biar dia istirahat dulu," ucap Hilya menirukan suara si pendaki pria. Bahkan korban sempat bertingkah aneh hingga pingsan saat di pos tersebut.
Ringkasan Berita:
Saat perjalanan menuju pos 4, rombongan Hilya bertemu pendaki wanita dan laki-laki. Pendaki wanita itu tampak lelah dan sedang istirahat.
Dari keterangan Hilya, pasangan yang belum menikah itu baru berumur belasan saat kejadian.
Hilya menceritakan kisah tersebut di Youtube Denny Sumargo yang tayang pada 16 Oktober 2025. Saat perjalanan menuju pos 4, rombongan Hilya bertemu pendaki wanita dan laki-laki. Pendaki wanita itu tampak lelah dan sedang istirahat.
Dari keterangan Hilya, pasangan yang belum menikah itu baru berumur belasan saat kejadian.
"Kalau kemarin perempuannya 2001, cowoknya 2000," ucap Hilya.
Kemudian Hilya melanjutkan perjalanan hingga ke pos 4 meninggalkan sepasang kekasih itu.
Tak berapa lama, pasangan tersebut sampai di pos 4.
Pendaki wanita itu kembali menangis dan minta turun.
Namun si cowok keras kepala melanjutkan perjalanna ke puncak, padahal si pendaki wanita baru pertama kali naik gunung.
"Ya udah kak biarin aja, biar dia istirahat dulu," ucap Hilya menirukan suara si pendaki pria.
Bahkan korban sempat bertingkah aneh hingga pingsan saat di pos tersebut.
"Dia ketawa melengking, kayak ketawanya bukan dia. Kita sebut kesurupan, tapi aku masih positif thingking, kayaknya nggak," ucap Hilya.
Setelah menangkan wanita itu, Hilya dan rekannya lalu mencoba menenangkan pendaki wanita itu.
Rombongan Hilya lalu melanjutkan perjalanan ke area camp di puncak.
Setelah beberapa saat, sepasang pendaki itu sampai di area camp di atas gunung bersama rombongan Hilya.
Mereka lalu mendirikan tenda di lokasi tersebut.
Sekitar pukul 23.00 WIB, rombongan Hilya mendengar suara desahan yang cukup samar.
Namun mereka tak mau ambil pusing.
"Jam 11an gue udah mau tidur, tapi temen samping gue ngomong gini. 'Eh lu denger sesuatu nggak, suara-suara'
Pas gue telaah, iya sih kayak gue denger, tapi gue nggak mau ngomong. Itu bukan suara horor tapi kayak suara desahan," ucap Hilya.
Paginya, Hilya sempat menuju puncak untuk melihat sunset.
Namun hingga siang, sepasang pendaki itu tak keluar dari tenda.
Hilya berinisiatif memberikan makanan ke tenda tersebut hingga ia menggoyang-goyangkan tenda.
Sampai akhirnya, Hilya dan temannya mengecek ke dalam tenda dan menemukan pasangan tersebut dalam kondisi meninggal.
"Bang-bang bangun udah siang, nggak ada respon, gue buka tendanya. Terus gue bingung, nih orang semalam berdua, ini kenapa sekarang sendiri.
Posisinya 1 tumpukan doang, sleeping di atasnya, tapi tinggi. Orang 1 nggak mungkin, ini pasti dua. Itu masih ketutupan Sleeping Bag, terus ampe kak gue pegang, itu dia cuma, kaku, gue inisiatif gue buka.
Gue kaget shock, ngeliat si cowok di bawah, ceweknya di atas, nggak pakai baju. Badannya uda mulai menghitam keunguan," papar Hilya.
"Matanya si cewek dan cowok melek, tapi urat matanya kayak udah keluar itu. Mereka melek, badannya keras, warnanya udah warna hitam biru ungu. Kaku,"
Setelah itu pihak ranger atau relawan menghubungi orang-orang basecamp untuk melakukan evakuasi.
"orang basecamp bilang itu bukan kejadian beberapa kali,"
"Nggak bisa dilepas (kelaminnya) bang, pas evakuasi seperti itu. Posisi dia meninggal, mau dilepas nggak bisa karena badannya kaku. Di bawa turun ke bawah, ditutupin" ucap Hilya.
Bahkan kedua pendaki itu masih dalam kondisi menempel saat dibawa ke rumah sakit.
"Niatnya dilepas di rumah sakit, sekalian diautopsi. Gue dibawa ke rumah sakit juga, besoknya baru dikasi tahu pihak rumah sakit (hasil autopsi)"
"Dari secara medis memang ada pembengkakan karena kemaluan perempuan kram. Karena posisi laki-lakinya di bawah, cewek di atas, ketika kemaluan kram dan laki-laki posisi di dalam itu tidak bisa melepas karena posisinya tidak bisa melepas," papar Hilya.
"Karena punya wanita kram, dan posisi laki-laki di dalam, kek nyamber kesetrum ke badan laki-lakinya, di rekam medis nggak lepas karena kemaluan laki-laki ikut kram karena si perempuannya. terus sampe rumah sakit pun nggak bisa lepas,"
"Itu dipotong, kemaluan laki-lakinya. Kenapa nggak bisa lepas itu nggak dikasih tahu, kabarnya itu dipotong, di kemaluan wanitanya ada kemaluan laki-lakinya," ucap Hilya.
Mirisnya, wanita itu tidak pamit ke keluarga untuk mendaki.
Namun hanya pamit untuk main biasa.
Sementara itu, rekaman video dari handphone teman Hilya kini sudah dihapus oleh pihak kepolisian.
Apa itu gancet?
Gancet adalah kondisi medis langka yang terjadi saat alat kelamin pria terjepit dalam alat kelamin wanita ketika berhubungan badan.
Dalam dunia medis, kondisi ini disebut sebagai Penis Captivus.
Kondisi ini bisa terjadi karena kontraksi otot vagina yang sangat kuat.
Hal itu bisa dipengaruhi oleh faktor fisik, emosional, kecemasan, psikologis.
Dilansir dari artikel Kompas yang terbit pada 11 September 2021, yang dikutip dari Medical News Today, aliran darah akan mengalir ke penis hingga terjadi ereksi selama berhubungan intim.
Sementara itu, dinding vagina mengendur dan vulva terlumasi.
Dinding vagina sendiri terdiri dari jaringan otot yang akan berkontraksi dan mengembang saat berhubungan intim.
Termasuk saat orgasme.
Kontraksi yang terlalu kuat, dalam beberapa kasus membuat alat kelmin pria sulit dikeluarkan.
Masih dilansir dari Kompas.com yang dikutip dari BBC, dokter seksual asal Inggris, Dr John Dean menjelaskan bahwa otot-otot dasar panggul perempuan berkontraksi secara berirama saat orgasme.
Saat terjadi kontraksi, penis yang teraliri darah juga semakin besar sehingga potensi terjadi penis captivus lebih tinggi.
Namun saat otot vagina mengendur, darah kembali mengalir dari penis sehingga kedua organ ini bisa dipisahkan.
Selain itu, kondisi gancet juga bisa terjadi karena kondisi vaginismus atau menutupnya vagina secara tidak sadar akibat kejang otot di dasar panggul.
Ketika otot-otor telah rileks dan mengendur, kemungkinan organ intim dapat kembali dipisahkan.
Kondisi ini sendiri jarang terjadi.
Namun jika mengalami kondisi ini, pastikan untuk tetap tenang. Jangan paksa penis keluar dari vagina karena dapat menyakiti atau melukai.
Cobalah untuk tenang agar otot-otot rileks dan bisa dilepas.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar